Soera Ni’amoni’ö adalah Alkitab yang diterjemahkan dalam Bahasa Nias. Terjemahan ini dimaksudkan oleh para misionaris agar masyarakat Nias lebih mengerti tentang Kabar Baik di dalam Alkitab.
Terjemahan Denninger
Ludwig Ernst Denninger adalah orang pertama yang menterjemahkan Alkitab kedalam bahasa Nias. Dia menterjemahkan Injil Lukas pada tahun 1874 yang diberi Judul Turia Amusoladödö Gamonita Tesua wa Luka. Terjemahan ini dipublikasikan oleh British and Foreign Bible Society sebanyak 500 eksemplar. Bahasa Nias yang digunakan Denninger dalam terjemahan ini adalah campuran dari beberapa dialek Nias yang dipelajarinya saat berada di Padang. Walaupun Deninnger bermaksud baik, berusaha menciptakan satu terjemahan yang mewakili semua dialek, namun inkonsistensi ini justru menyebabkan Orang Nias tidak bisa memahami dengan baik terjemahan tersebut.
Sebagai contoh, Di Lukas 1:1 Denninger menggunakan kata manömanö (Dialek Nias Selatan) untuk berita (waöwaö adalah Dialek Nias Utara). Namun pada Lukas 1:5 dia menggunakan kata Balugu (Dialek Nias Utara) untuk menggantikan Bangsawan/Raja (Si’ulu adalah dialek Nias Selatan untuk kata tersebut)1)Hummel, U., & Telaumbanua, T. (2007). Cross and adu: A socio-historical study on the encounter between Christianity and the indigenous culture on Nias and the Batu Islands, Indonesia, 1865-1965. Zoetermeer: Boekencentrum.
Terjemahan Sundermann
Pada konferensi misionaris yang dilaksanakan di Dahana, Nias pada tahun 1880, Wilhelm Heinrich Sundermann diminta untuk menterjemahkan seluruh Perjanjian Baru kedalam Bahasa Nias yang diselesaikan pada 1889. Kemudian dilanjutkan dengan menterjemahkan Perjanjian Lama. Keseluruhan terjemahan alkitab berhasil diselesaikan oleh Sundermann pada tahun 1910. Terjemahan ini kemudian diterbitkan pada tahun 1911 di Amsterdam dan diberi judul Soera Ni’amoni’ö 2)Hummel, U., & Telaumbanua, T. (2007). Cross and adu: A socio-historical study on the encounter between Christianity and the indigenous culture on Nias and the Batu Islands, Indonesia, 1865-1965. Zoetermeer: Boekencentrum. Terjemahan inilah yang kemudian diterima dan dipakai sampai saat ini oleh banyak gereja-gereja di Nias. Keberhasilan Sundermann menterjemahkan seluruh Alkitab kedalam Bahasa Nias adalah berkat kedekatannya dengan Salawa Fali’era (Ama Mandranga) dari Dahana 3)J.L Swellengrebel, In Leijdeckers Voetspoor, Vol. I, pp. 219-230.
Meneruskan pekerjaan pendahulunya, Sundermann tetap menggunakan beberapa kata yang dipilih oleh Denninger di Soera Ni’amoni’ö. Seperti Lowalangi untuk kata ganti Tuhan, Eheha ni amoni’ö untuk kata Roh Kudus, Horö untuk kata dosa, dan Afökha untuk kata iblis.
Terjemahan Schröder & Steinhart
Di pulau-pulau Batu, C.W Frickenschimidt mencoba menterjemahkan beberapa bagian alkitab ke dialek setempat 4)Terjemahan tersebut berjudul: Toeria Ni’amoni’ö: Nifawani ba li Nono Niha ba hoelo Batoe Moroi chö C. W. Frickenschmidt, yang kemudian dilanjutkan oleh E.E.W.Gs Schröder. Namun proyek penterjemahan ini dikritisi oleh para misionaris Rhenish Mission (RM) yang menginginkan hanya ada satu Alkitab Nias sebagai simbol persatuan, yaitu Alkitab terjemahan Sundermann.
Walaupun begitu, Dutch Lutheran Missionary Society (DLM) yang aktif dalam misi di pulau-pulau batu tetap melanjutkan proyek terjemahan ini karena merasa bahwa orang-orang Kristen di pulau-pulau Batu kesulitan untuk memahami Alkitab terjemahan Sundermann. Schröder dan W.L Steinhart kemudian menerbitkan dua terjemahan berdasarkan Injil Markus dan Lukas yaitu Soere Seboea Dödö nisoera Mareko pada tahun 1934 dan Mateo pada tahun 1937 5)Hummel, U., & Telaumbanua, T. (2007). Cross and adu: A socio-historical study on the encounter between Christianity and the indigenous culture on Nias and the Batu Islands, Indonesia, 1865-1965. Zoetermeer: Boekencentrum.
Proyek penterjemahan Alkitab dalam dialek Pulau-pulau batu kemudian tidak dilanjutkan lagi, setelah penyatuan Gereja BKP & BNKP pada tahun 1960 dimana kedua gereja ini bersepakat untuk menggunakan Soera Ni’amoni’ö, terjemahan Sundermann sebagai Alkitab Bahasa Nias utama.
Garis Waktu
Berikut adalah garis waktu penterjemahan Alkitab kedalam Bahasa Nias.
Catatan kaki:
↑1 | Hummel, U., & Telaumbanua, T. (2007). Cross and adu: A socio-historical study on the encounter between Christianity and the indigenous culture on Nias and the Batu Islands, Indonesia, 1865-1965. Zoetermeer: Boekencentrum. |
---|---|
↑2, ↑5 | Hummel, U., & Telaumbanua, T. (2007). Cross and adu: A socio-historical study on the encounter between Christianity and the indigenous culture on Nias and the Batu Islands, Indonesia, 1865-1965. Zoetermeer: Boekencentrum |
↑3 | J.L Swellengrebel, In Leijdeckers Voetspoor, Vol. I, pp. 219-230 |
↑4 | Terjemahan tersebut berjudul: Toeria Ni’amoni’ö: Nifawani ba li Nono Niha ba hoelo Batoe Moroi chö C. W. Frickenschmidt |