Beberapa waktu yang lalu di lingkar sosial media orang Nias, beredar cuplikan surat kabar yang menyatakan bahwa ayah dari Dr. Radjiman Wediodiningrat berasal Nias. Menurut sumbernya cuplikan koran ini berasal dari tahun 1952. Namun tidak disebutkan apa nama surat kabar tersebut. Cuplikan tersebut memuat sebuah berita yang berbunyi:

Untuk memperlengkapi tjatatan mengenai sedjarah hidup Dr. Radjiman “Antara” Solo mengabarkan, bahwa sedikit sekali diketahui bahwa Dr. Radjiman sekalipun dilahirkan di Jogja 73 tahun jang lalu, ajahnya adalah berasal dari pulau Nias. Ibunja dari Jogja. Ajahnya adalah pensiunan pradjurit. Setelah ajahnya meninggal dunia, Radjiman diambil sebagai anak angkat almarhum Dr. Wahidin Sudirohusodo dan disekolahkan hingga lulus sekolah dokter Djawa. Ketika bekerja sebagai dokter pada kraton Kasunan di Surakarta, Radjiman berulang-ulang dikirim ke Eropa untuk menjempurnakan peladjarannja, sehingga mendapatkan gelar Dr., dan ditahun 1918 berhasil pula mendapat gelar ahli dalam ilmu bedah di Paris.

Lalu, apakah benar ayah Dr. Radjiman berasal dari Nias? Nah, kebetulan saya mempunyai seorang teman yang sangat mengagumi Dr. Radjiman. Tentu dia adalah orang yang tepat untuk bertanya tentang hal ini.

Dari kiri ke kanan: Dr. Radjiman Wediodiningrat, Kusumo Yudo, Raden Mas Ngabeihi. Sumber: Memory of Netherlands

Dari kiri ke kanan: Dr. Radjiman Wediodiningrat, Kusumo Yudo, Raden Mas Ngabeihi. Sumber: Memory of Netherlands

Silsilah Dr. Radjiman disadur dari buku Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat: Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952.

Dari teman saya ini, saya mendapatkan info bahwa ada sebuah biografi 1)Soebaryo Mangunwidodo. Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat : Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952. Jakarta : Yayasan Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, 1994. Dr. Radjiman, yang diterbitkan oleh Yayasan Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat. Sebagai sebuah sumber sejarah, buku ini tentu cukup otoritatif.

Nah, di dalam buku ini ada banyak informasi tentang kehidupan Dr. Radjiman, termasuk silsilah keluarganya. Namun tidak satu halamanpun menyebutkan bahwa  ayahnya berasal dari Nias.

Dr. Radjiman lahir di Yogyakarta, pada tanggal 21 April 1879. Ayahnya bernama Sutodrono. Dia adalah seorang pensiunan kopral bumiputera yang kemudian bekerja sebagai penjaga toko di daerah pecinan Yogyakarta 2)Soebaryo Mangunwidodo. Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat : Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952. Jakarta : Yayasan Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, 1994.. Ibu Radjiman sendiri adalah seorang perempuan yang berdarah Gorontalo.

Buku tersebut juga memuat silsilah leluhur Dr. Radjiman. Yang menarik adalah ternyata Radjiman adalah keturunan ketujuh dari Karaeng Nobo. Karaeng Nobo sendiri adalah saudara dari Karaeng Galengsong, sang pemimpin kelompok pelarian warga Makassar. Mereka berpindah ke Jawa, tepatnya di Panarukan, setelah Sultan Hasanuddin dikalahkan oleh VOC.

Dari silsilah ini pula, rasanya kita bisa menyatakan bahwa Dr. Radjiman justru mempunyai darah Makassar dan bukan berdarah Nias.

Catatan kaki:

Catatan kaki:
1, 2 Soebaryo Mangunwidodo. Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat : Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952. Jakarta : Yayasan Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, 1994.

Posted by Doni Kristian Dachi

A small piece, an -ism. No more, no less.

4 Comments

  1. Anugrah No'inötö Göri May 28, 2020 at 2:35 pm

    Maaf sedikit menyanggah. Dalam hal. 121, disebutkan bahwa sang ayah bernama Sutrodono. Sementara itu,yang dimaksudkan sebagai keturunan Karaeng Nobi dari Makassar adalah dr. Wahidin, paman Radjiman yang membiayai pendidikan Radjiman (hal. 18, 22, dll). Kemungkinan Dr. Radjiman berdarah Nias masih ada, namun belum bisa dibuktikan.

    Reply

  2. Anugrah No'inötö Göri May 28, 2020 at 2:43 pm

    Sebagai tambahan, dalam kolom opini surat kabar Waspada edisi Jumat, 5 Januari 2018, Prof. Usman Pelly dari Unimed menuliskan bahwa nama asli ayah Dr. Radjiman adalah Tuhobadono Dachi. Bisa diakses di sini https://issuu.com/waspada/docs/waspada__jumat_05_januari_2018 (hal. 16/ B8).

    Reply

  3. Maaf yg betul bukan karaeng nobo atau nobi
    Tapi karaeng Naba

    Reply

  4. Ko gaada nama anak nya ya eyang sri itu anak kandungnya kok tida tercatat dalam silsilah

    Reply

Leave a Reply